Sabtu, 08 Mei 2010

SKEMA KODE BINER


Huruf, angka dan karakteristik-karakteristik khusus pada komputer direpresentasikan dengan skema pengkodean biner (lihat tabel skema kode biner). Artinya, nilai off/on 0 dan 1 disusun dengan cara tertentu agar bisa merepresentasikan karakter, digit atau bentuk-bentuk lain. Yang bisa dibaca oleh user (pengguna) yang walaupun kita nulis karakter tapi komputer membaca dengan bilangan biner baru dikonversikan dalam karakter yang bisa dibaca oleh manusia.
·         EBCID: Dibaca “eb-see-dick”, EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) adalah kode biner yang digunakan pada komputer-komputer besar misal mainframe. Skema ini dikembangkan pada tahun 1963-1964 oleh IBM dan menggunakan 8 bit (1 byte) untuk setiap karakter.
·         ASCII: Dibaca “ask-ee”, ASCII (American Standard Code for Information Interchange) adalah kode biner yang secara luas dipakai pada mikro komputer. Tergantung versi yang dipakai, ASCII menggunakan 7 atau 8 bit untuk setiap karakter. ASCII versi baru bernama Extended ASCII yang bisa mencakup karakter semacam simbol matematis dan huruf-huruf Yunani. Namun, 256 huruf ASCII tidak akan cukup untuk menangani bahasa-bahasa lain semacam bahasa Cina atau Jepang yang memiliki ribuan karakter.
·         Unicode: dikembangkan pada awal tahun 1990. Unicode memakai 2 byte (16bit) untuk setiap karakter, tidak hanya sekedar 1 byte (8 bit). Selain mampu membaca 256 karakter ASCII, Unicode juga bisa menerima 65.536 kombinasi karakter.
Tabel skema kode biner: ASCII dan EBCDIC
Karekter
EBCDIC
ASCII-8
Karakter
EBCDIC
A
1100
0001
0100
0001
N
1101
0101
B
1100
0010
0100
0010
O
1101
0110
C
1100
0011
0100
0011
P
1101
0111
D
1100
0100
0100
0100
Q
1101
1000
E
1100
0101
0100
0101
R
1101
1001
F
1100
0110
0100
0110
S
1110
0010
G
1100
0111
0100
0111
T
1110
0011
H
1100
1000
0100
1000
U
1110
0100
I
1100
1001
0100
1001
V
1110
0101
J
1101
0001
0100
1010
W
1110
0110
K
1101
0010
0100
1011
X
1110
0111
L
1101
0011
0100
1100
Y
1110
1000
M
1101
0100
0100
1101
Z
1110
1001








0
1111
0000
0011
0000
5
1111
0101
1
1111
0001
0011
0001
6
1111
0110
2
1111
0010
0011
0010
7
1111
0111
3
1111
0011
0011
0011
8
1111
1000
4
1111
0100
0011
0100
9
1111
1001
!
0101
1010
0011
0001
;
0101
1110

SKEMA KODE BINER


Huruf, angka dan karakteristik-karakteristik khusus pada komputer direpresentasikan dengan skema pengkodean biner (lihat tabel skema kode biner). Artinya, nilai off/on 0 dan 1 disusun dengan cara tertentu agar bisa merepresentasikan karakter, digit atau bentuk-bentuk lain. Yang bisa dibaca oleh user (pengguna) yang walaupun kita nulis karakter tapi komputer membaca dengan bilangan biner baru dikonversikan dalam karakter yang bisa dibaca oleh manusia.
·         EBCID: Dibaca “eb-see-dick”, EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) adalah kode biner yang digunakan pada komputer-komputer besar misal mainframe. Skema ini dikembangkan pada tahun 1963-1964 oleh IBM dan menggunakan 8 bit (1 byte) untuk setiap karakter.
·         ASCII: Dibaca “ask-ee”, ASCII (American Standard Code for Information Interchange) adalah kode biner yang secara luas dipakai pada mikro komputer. Tergantung versi yang dipakai, ASCII menggunakan 7 atau 8 bit untuk setiap karakter. ASCII versi baru bernama Extended ASCII yang bisa mencakup karakter semacam simbol matematis dan huruf-huruf Yunani. Namun, 256 huruf ASCII tidak akan cukup untuk menangani bahasa-bahasa lain semacam bahasa Cina atau Jepang yang memiliki ribuan karakter.
·         Unicode: dikembangkan pada awal tahun 1990. Unicode memakai 2 byte (16bit) untuk setiap karakter, tidak hanya sekedar 1 byte (8 bit). Selain mampu membaca 256 karakter ASCII, Unicode juga bisa menerima 65.536 kombinasi karakter.
Tabel skema kode biner: ASCII dan EBCDIC
Karekter
EBCDIC
ASCII-8
Karakter
EBCDIC
A
1100
0001
0100
0001
N
1101
0101
B
1100
0010
0100
0010
O
1101
0110
C
1100
0011
0100
0011
P
1101
0111
D
1100
0100
0100
0100
Q
1101
1000
E
1100
0101
0100
0101
R
1101
1001
F
1100
0110
0100
0110
S
1110
0010
G
1100
0111
0100
0111
T
1110
0011
H
1100
1000
0100
1000
U
1110
0100
I
1100
1001
0100
1001
V
1110
0101
J
1101
0001
0100
1010
W
1110
0110
K
1101
0010
0100
1011
X
1110
0111
L
1101
0011
0100
1100
Y
1110
1000
M
1101
0100
0100
1101
Z
1110
1001








0
1111
0000
0011
0000
5
1111
0101
1
1111
0001
0011
0001
6
1111
0110
2
1111
0010
0011
0010
7
1111
0111
3
1111
0011
0011
0011
8
1111
1000
4
1111
0100
0011
0100
9
1111
1001
!
0101
1010
0011
0001
;
0101
1110